Sponsor

Senin, Agustus 03, 2009

Sampel Darah 135 Warga Ciemas Diperiksa Dinkes

SUKABUMI, MP - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi mengambil sample darah sebanyak 135 orang warga Kecamatan Ciemas, yang sejak Juli terserang flu massal guna diuji laboratorium.

"Pengambilan sample darah ini adalah untuk membuktikan apakah ratusan warga tesebut tertular Flu Babi (H1N1) atau Flu Burung (H5N1)," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Kabupaten Sukabumi, Dadang Sucipta.
Semula, kata dia, setelah dilakukan survey, ternyata ratusan warga yang terserang flu itu diindikasikan negatif tertular flu babi atau flu burung.

"Setelah kami berikan vitamin dan obat penurun panas kepada warga yang terserang flu itu, sebagian warga kondisinya sudah mulai membaik. Tetapi kami tetap mengambil sample darahnya untuk diuji laboratorium, khawatir ada warga yang tertular virus H1N1 atau H5NI," katanya.

Dari hasil survey yang dilakukan oleh Dinkes, katanya, penyebaran massal penyakit flu di kecamatan tersebut kebanyakan menimpa pelajar SDN Ciemas dan santri pondok pesantren (Ponpes) Al-Fata.

Sebagaian besar dari mereka, kata dia, saat ini masih dikarantina dan dilarang untuk berpergian dahulu. "Kami melakukan karantina, dikhawatirkan virus flu menyebar ke berbagai daerah. Selain itu, sebelum ada hasil lab yang dilakukan melalui Dinkes Provinsi Jawa Barat kami tidak bisa mengizinkan warga yang tertular untuk melakukan aktifitas terlebih dahulu," kata Dadang.

Untuk itu, pihaknya saat ini sudah menurunkan timnya untuk memantau pekerbangan penyakit ini.

Dari pemantauan yang dilakukan oleh pihaknya, yakni memantau gejala klinis kepada penderita yang meliputi frekuensi nafas dan suhu tubuhnya.

"Dari data yang kami himpun, warga yang terserang virus ini tidak mempunyai riwayat kontak langsung dengan unggas apalagi dengan babi. Dan juga si penderita belum pernah kedatangan dan kontak langsung dengan orang asing," katanya.

Ia mengatakan, dari ratusan warga yang tertular penyakit flu tersebut, sekira 50 warga kondisinya masih panas. Ini ditinjau dari suhu tubuh dan frekuensi pernafasannya yang belum stabil.

"Untuk sementara kami memberikan pengobatan dengan obat penurun suhu tubuh dan vitamin untuk menambah kekebalan tubuh si penderita," katanya. (red/*a)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Pengikut