KULONPROGO, MP - Unjuk rasa yang dilakukan sekitar 2.000 petani lahan pantai di kantor Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa, berakhir bentrok dengan polisi, yang mengakibatkan dua petani mengalami luka berat.
"Ada dua petani yang mengalami luka berat dan puluhan lainnya mengalami luka ringan setelah terjadi bentrokan dengan polisi," kata Ketua Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) Kulonprogo, Suryati.
Bentrokan tersebut bermula ketika para pengunjuk rasa meminta Wakil Bupati dan PT Jogja Mangasa Mining (JMM) menemui mereka.
Namun Wakil Bupati dan JMM tidak bersedia menemui pengunjuk rasa sehingga massa terus maju dan berusaha masuk ke kantor Pemkab Kulonprogo.
Petugas gabungan dari Dalmas dan PHH Polres Kulonprogo dan Polda DIY yang merasa terdesak akhirnya melemparkan gas air mata ke arah para pengunjuk rasa sehingga mereka berlarian dan balik menyerang polisi.
Sedikitnya polisi lima kali melemparkan gas air mata ke arah para pengunjuk rasa, hingga akhirnya massa membubarkan diri.
"Korban yang luka kami bawa ke RSUD Wates untuk mendapat perawatan," katanya.
Unjuk rasa tersebut dilakukan para petani untuk menolak kegiatan penambangan pasir besi di wilayah pantai selatan Kulonprogo.
Petani yang berasal dari kecamatan Temon, Panjatan, Galur dan beberapa kawasan pantai tersebut datang dengan puluhan truk dan berkumpul di Alun-alun kota Wates.
Selanjutnya mereka menggelar doa bersama yang dipimpin Ketua Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) Suryati dan setelah itu berjalan menuju komplek Pemerintah Kabupaten Kulonprogo.
"Kami melakukan unjuk rasa untuk menolak konsultasi Amdal tambang pasir besi PT Jogja Mangasa Mining milik Australia," kata Suryati.
Aksi tersebut mendapat pengamanan ketat sekitar 500 personel dari Polres Kulonprogo, PHH dan Dalmas Polda DIY dan Satbrimobda DIY.(red/*an)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar