Sponsor

Jumat, November 06, 2009

Anggodo Waktu Kecil Sering Ditipu

SURABAYA, MP - Kini nama Anggodo Widjojo sangat populer?. Dia digambarkan mampu mengatur-atur pejabat penegak hukum? Siapakah dia? Jejak Anggodo bisa disusuri di Kota Buaya.

Anggodo lahir di Jalan Karet No 12 Surabaya. Anggodo merupakan anak dari Ang Kwe Hwa, seorang pengusaha yang memiliki bisnis banyak. Di kampungnya, orang lebih mengenal Anggodo dengan nama Tjoe Nie (Cungek).

“Saat kecil biasa dipanggil dengan Cungek. Orang-orang asli sini lebih kenal dengan nama itu daripada nama Anggodo,” ujar teman kecil Anggodo, Naksabandi,62, di rumahnya, Jalan Karet-Bibis. Rumah Naksabandi terletak di belakang rumah Anggodo.

Mantan ketua RT dan RW ini mengaku, rumah Anggodo sebelumnya digunakan sebagai percetakan. Tapi saat ini rumah itu terlihat tidak ada aktivitas dan sepi. Memang, masih ada 2-3 pegawai yang keluar masuk rumah itu. Tapi tidak setiap hari datang.

“Ayah Cungek yang orang tahu adalah bisnis plat besi,” tambah pria yang mengenal sosok Anggodo kecil sebagai anak yang sering ditipu dan kalah bermain dengan teman sebayanya.

Sementara menurut tetangga lain, Janati,55, Anggodo terlihat di rumah itu seminggu yang lalu. Janati mengetahui Anggodo turun dari mobil dan masuk ke rumah lewat pintu samping. Saat itu Janati tidak melihat Anggodo keluar lagi dari rumah orangtuanya itu.

“Kami tidak saling nyapa,” tambah Janati yang menyebut Anggodo sombong.

Menurut Ketua RT II RW II Anas Fasich, rumah No 12 itu mempunyai 3 kartu susunan keluarga (KSK) yang berjumlah 7 orang. Namun tidak ada nama Anggodo dalam KSK tersebut. Anas mengaku terakhir bertemu dengan Anggodo 1 tahun lalu.

Berdasar pantauan, rumah orangtua Anggodo yang bercat putih dan abu-abu itu terlihat kusam dan bergaya kuno. Rumah itu berpagar besi dan terlihat tidak terawat. Beberapa AC terpasang di bagian depan dan samping bangunan.

Dikatakan Anas Fasich, sejak berita kasus Anggoro mengemuka di media, rumah peninggalan keluarga tersebut sudah kosong.

Ia juga menambahkan, perusahaan percetakan milik keluarga tersebut sudah berhenti beroperasi sejak sepuluh tahun yang lalu.

Anas mengatakan bahwa dirinya sering melihat karyawan Anggodo shalat di masjid sebelah rumahnya.
Selain itu, sebelum kasus tersebut muncul di media, Anggodo juga sering berkunjung meskipun paling lama dua minggu dalam sebulan. (red/*pk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Pengikut