BEKASI, MP - Halaman parkir GOR Bekasi dipadati ribuan orang merayakan Natal dan Tahun Oikoumene umat Kristiani Kota dan Kabupaten Bekasi serta mendoakan almarhum Abdurahman Wahid atau Gus Dur sebagai guru bangsa, Sabtu (16/1) sore.
Menurut Rekson Sitorus, Panitia Natal dan tahun Oikoumene umat Kristiani Kota dan Kabupaten Bekasi 2009/2010, mengatakan selaku umat kristiani mengucapkan turut berduka cita atas berpulangnya guru bangsa Indonesia Abdurahman Wahid. Dan selayaknya kita sebagai umat kristiani mendoakan agar keluarga diberikan kekuatan. Kita merindukan agar tumbuh bapak-bapak bangsa yang menciptakan Indonesia damai.”Gusdur adalah bapak bangsa dan tokoh pluralisme,’ paparnya.
Meski rintik hujan mengguyur tak menyurutkan semangat sedikitnya 10 ribu umat ini merayakannya. Acara selain itu diisi pula dengan tabuhan drum band yang ikut menyemarakkan suasana.
Seribu Lilin
Sementara itu di tempat berbeda, hingga hari ke-17 meninggalnya KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, doa terus mengiring dari masyarakat Jombang. Malam ini, kelompok lintas agama Jombang menggelar doa bersama untuk Gus Dur. Mereka menyalakan seribu lilin untuk mantan presiden ke-4 tersebut, Sabtu (16/1).
Selain kelompok lintas agama, acara yang digelar di halaman gedung DPRD Jombang itu juga dihadiri dari berbagai kalangan. Mulai ormas, LSM, Organisasi Mahasiswa, serta pejabat pemerintahan setempat.
“Selain untuk mendoakan mendiang Gus Dur, acara ini juga untuk merefleksikan perjuangan beliau,” kata Aan Anshori salah satu panitia yang juga aktivis LInK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).
Pria berkaca mata minus ini menambahkan, filosofi dari seribu lilin ini mencontohkan bahwa sosok Gus Dur adalah figur yang mampu menerangi rakyat. Gus Dur mampu memberikan cahaya dalam kegelapan. Gus Dur rela berkorban demi orang lain.
Hal senada juga dikatakan Pendeta Edi Kusmayadi, aktivis Prasasti (Persatuan Suku, Agama, Etnis Indonesia). Menurutnya, Indonesia sungguh beruntung mempunyai tokoh sekaliber Gus Dur.
Betapa tidak, cucu pendiri NU itu memiliki energi melimpah ketika memperbincangkan keterbukaan. Gus Dur, menurut Edi, mampu menciptakan ruang dialog antar kelompok yang berbeda.
“Kami meyakini bahwasannya Gus Dur merupakan bapak Pluralisme seperti yang pernah disampaikan presiden SBY. Kami juga menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia agar terus memperjuangkan gagasan yang selama ini di cita-cita Gus Dur,” kata pendeta ini.(red/*pk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar