Sponsor

Kamis, Februari 11, 2010

Berdalih Sambut HPN, Wartawan Pungli ke Sekolah

PURWAKARTA, MP - Kalangan pendidik dan kepala sekolah di Kab Purwakarta, Jawa Barat, mengaku terganggu dengan adanya praktek memintai sumbangan yang mengatasnamakan organisasi wartawan dengan dalih untuk kepentingan pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN).

Pasalnya organisasi wartawan yang memintai dana itu bukan berasal dari organisasi di Purwakarta melainkan dari luar daerah yang meminta sumbangan dengan mematok nilai tertentu.

Sejumlah pengurus organisasi wartawan di Purwakarta bereaksi dan mengimbau pengelola sekolah dari SD sampai SMA serta organisasi perangkat daerah (OPD) agar berhati hati dan lebih baik tidak melayani oknum yang mengatasnamakan wartawan meminta sumbangan.

“Laporkan bila ada oknum wartawan melakukan pungli,” seru Tatang Budimansyah, Ketua Komunitas Jurnalis Purwakarta (KJP).

“Yang namanya sumbangan itu sifatnya sukarela, ya kalau mematok dengan nilai tertentu itu bukan sukarela tapi paksaan. Oleh karena itu, pihak sekolah maupun instansi/kantor di Purwakarta agar jangan meladeni permintaan semacam itu apalagi dengan dalih HPN yang di Purwakarta sendiri tidak ada kegiatannya,” ujar Ketua PWI Perwakilan Purwakarta, Endang Yusup.

Diakuinya, pihaknya belakangan ini kerap mendapatkan pengaduan dari para kepala sekolah maupun pimpinan kantor/instansi yang terganggu dengan ulah oknum wartawan yang mengatasnamakan organisasi tertentu yang memintai partisipasi dari sekolah dengan dalih untuk melaksanakan kegiatan HPN di Purwakarta.

“Saya sendiri sudah konfirmasi kepada sejumlah organisasi wartawan di Purwakarta, tetapi mereka tidak mengedarkan proposal permohonan bantuan HPN,” jelasnya.

Ditengarai praktek pengajuan proposal untuk kegiatan HPN yang mengatasnamaka organisasi wartawan marak di Purwakarta, seperti diakui salah seorang Kepala Sekolah Dasar (SD) dari yayasan pendidikan terbesar di Purwakarta yang didatangi dua oknum wartawan yang mengatasnamakan organisasi kewartawanan.

“Dua orang dari organisasi kewartawanan itu mendatangi sekolah meminta sumbangan untuk pelaksanaan HPN di Purwakarta. Yang anehnya, sumbangan yang diminta itu dipatok minimal Rp 200 ribu. Dua orang itu terus-terus mengejar saya sehingga daripada pusing oleh saya dikasih,” ungkapnya.

Salah seorang pengurus Komite Wartawan Republik Indonesia (KWRI) Purwakarta, Budi malahan menganjurkan kepada sekolah yang didatangi oknum yang mengaku dari organisasi kewartawan itu agar melaporkan kepada pihak kepolisian.

“Praktek-praktek semacam itu sudah mencoreng organisasi wartawan di Purwakarta dan sebaiknya dilaporkan kepada kepolisian,” anjurnya. (red/*pk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Pengikut