Sponsor

Selasa, Februari 09, 2010

Wartawan 'Bodrek' Marak di Tangerang

BANTEN, MP - Dari 150 wartawan lokal maupun nasional dari berbagai media yang terdaftar di Kota Tangerang, Banten, yang menjalani tugas jurnalistik setiap hari hanya sekitar 20 persen."Kondisi demikian sangat memprihatinkan," kata Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Pemkot Tangerang, H. Saeful Rohman.

Menurut dia, dari hasil pemantauan setiap hari, wartawan yang terlihat "mondar-mandir", banyak yang tidak menjalani tugas secara profesional, dan bahkan tidak sedikit pula di antaranya yang hanya mengaku-ngaku sebagai jurnalis.

Saeful Rohman mengatakan masalah tersebut terkait dengan peringatan Hari Pers Nasional ke-64 yang diperingati dipusatkan di Palembang, Sumsel, Selasa 9 Februari 2010.

Dia menambahkan bahwa sejumlah wartawan yang meliput di daerah ini banyak juga yang tidak memahami UU Pokok Pers No 40 Tahun 1999 dan kode etik jurnalistik, terutama bagi wartawan lokal maupun yang medianya terbit mingguan.

Masalah ini, katanya, karena tidak adanya kompetensi dan aturan dari masing-masing perusahaan penerbitan pers, sehingga ketika direkrut langsung saja diturunkan ke lapangan dan tidak memahami terlebih dahulu tentang rambu-rambu ketika bertugas.

Namun, dia mendukung adanya wacana agar wartawan mempunyai kompetensi berupa standar gaji dan kemampuan agar dapat disejajarkan dengan profesi lainnya seperti pengacara atau dokter.

Bahkan, katanya, yang lebih menyedihkan, banyak pihak yang hanya mengaku wartawan, sehingga memaksa para guru sekolah dasar agar memberikan uang dengan alasan untuk membeli bensin kendaraan.

Para kepala sekolah sering mengeluh karena selalu ditanya pihak yang mengaku wartawan itu tentang cairnya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan kadang bertindak seperti penyidik, sehingga kepala sekolah enggan untuk menemui.

Walau begitu, pihak aparat Pemkot Tangerang dapat memahami tugas para wartawan profesional sehingga dapat dilayani secara baik terutama bila mereka meminta klarifikasi data atau penyataan menyangkut kebijakan petinggi di daerah ini.

Demikian pula, dia menyesalkan banyaknya wartawan yang tidak jelas alias "bodong" yang selalu hadir bila adanya peresmian suatu pabrik di wilayah ini, bahkan selalu minta wawancara, namun tidak pernah dimuat pada media yang diakuinya itu. (red/*b8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Pengikut