SEMARANG, MP - Kalangan ibu rumah tangga yang lebih banyak berada di rumah dan mengurus anak ternyata tetap rentan tertular virus HIV/AIDS melalui hubungan seks dengan suaminya yang ternyata positif.
Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Tengah, Ngestiono di Semarang, Senin (29/11), kalangan ibu rumah tangga menduduki urutan kedua pengidap HIV/AIDS terbanyak dilihat dari kategori jenis pekerjaan.
Ia menyebutkan urutan pertama ditempati kalangan wiraswasta dengan jumlah mencapai 295 orang atau 21,52 persen, disusul kalangan ibu rumah tangga sebanyak 231 orang, dari total jumlah penderita baru 707 orang.
"Hingga periode September 2010, kami mencatat jumlah penderita baru mencapai 707 orang, belum termasuk akumulasi dari 1993-2009 sebanyak 3.195 orang, perinciannya HIV 1.824 orang dan AIDS 1.371 orang," katanya.
Karena itu, kata dia, ibu rumah tangga tidak menjadi jaminan seseorang terbebas dari risiko tertular, meski sebagian besar aktivitasnya dilakukan di dalam rumah, seperti memasak dan mengurus anak.
Kalau jumlah penderita HIV/AIDS dilihat dari wilayahnya, lanjut dia, Kota Semarang menduduki urutan pertama dengan jumlah penderita HIV sebanyak 491 orang dan AIDS sebanyak 111 orang, disusul Surakarta.
"Untuk Surakarta kami mencatat ada sebanyak 215 penderita HIV dan 85 penderita AIDS, setelah itu Banyumas dan Cilacap. Kelompok usia produktif antara 25-29 tahun mendominasi pengidap virus tersebut," kata Ngestiono.
Ketua Tim HIV/AIDS Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi Semarang, dr. Muchlis AU. Sofro membenarkan bahwa ibu rumah tangga termasuk kalangan yang rentan terjangkit virus HIV/AIDS sehingga perlu diwaspadai.
Ia mengatakan kalangan ibu rumah tangga yang rentan itu, terutama yang memiliki suami pelaut dan suami sopir yang memiliki mobilitas tinggi dan sering hidup berjauhan dengan keluarganya, terutama istrinya.
"Kemungkinan, suami itu memang suka `jajan` dan berhubungan dengan wanita pekerja seks dan tanpa disadari menularkannya kepada istrinya, sebab penularan virus tersebut memang kerap tidak disadari," katanya.
Ia mencontohkan kasus ibu rumah tangga yang tertular virus HIV, sedangkan suaminya ternyata sudah meninggal karena divonis menderita tuberkulosis (TBC), kemungkinan besar suaminya yang menularkan virus itu.
"Kebanyakan pengidap HIV/AIDS yang meninggal justru bukan karena virus itu, namun akibat TBC, mengingat daya tahan tubuhnya melemah sehingga membuat banyak virus dengan mudah masuk ke tubuhnya," katanya.
Karena itu, kata Muchlis, pihaknya menyarankan kalangan yang rentan tertular virus HIV/AIDS, termasuk orang-orang bertato, bertindik, pernah akupuntur, dan memiliki riwayat transfusi darah untuk memeriksakan diri.(red/*ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar