Sponsor

Minggu, Mei 01, 2011

Anggota NII Harus Setor Rp250 ribu perhari

MAGELANG, M86 - Anggota jaringan Negara Islam Indonesia wajib menyetorkan dana sebesar Rp250 ribu perhari kepada pimpinan mereka, kata seorang mantan anggota NII di wilayah Jawa Tengah.

"Selain merekrut anggota baru, setiap anggota NII diharapkan bisa mencari dana. Waktu itu saya ditarget menyetor Rp250 ribu perhari dan jika tidak bisa terpenuhi maka dianggap utang," kata mantan anggota NII yang tidak mau disebut jatidirinya, AN di Magelang, Sabtu.(1/4).

Ia mengatakan, untuk mendapatkan dana tersebut anggota NII harus mengedarkan proposal kepada masyarakat yang dianggap mampu. Pencarian dana juga dilakukan dengan mengedarkan kotak amal di warung-warung maupun di ATM.

AN menuturkan, jika pada suatu hari setoran tersebut tidak memenuhi target maka anggota harus mengganti pada hari-hari selanjutnya.

Ia menuturkan, untuk memenuhi target setoran tersebut terpaksa harus meminjam uang ibunya dan setelah ditotal mencapai sekitar Rp15 juta.

"Karena sering tidak bisa setor dana sesuai target maka saya meminjam uang ibu untuk menutupnya," katanya.

Ia mengaku menjadi anggota NII sekitar lima tahun waktu kulaih di sebuah perguruan tinggi swasta di Magelang dan keluar pada 2006. Awal mula masuk dalam jaringan tersebut ketika diajak mengaji oleh seorang teman yang kini menjadi istrinya.

Menurut dia, perekrutan anggota NII dengan menggunakan berbagai cara, antara lain dengan menjadikan calon anggota sebagai pacar atau bahkan sebagai suami atau istri.

"Pendekatan tersebut lebih mudah untuk masuk ke jaringan NII dengan diawali diajak mengaji atau diskusi, kemudian diajarkan tentang dalil-dalil tentang surga dan neraka," katanya.

Ia mengatakan, untuk menjadi anggota NII harus melalui tahapan hijrah, pertama dari daerah kemudian di Semarang dan terakhir di Jakarta. Dalam setiap tahapan diberikan kajian dan penguatan kemudian dibaiat.

"Jika dalam penguatan tersebut diketahui hanya akan coba-coba maka calon tersebut akan ditolak menjadi anggota NII," katanya.

Menurut dia, saat hijrah di Jakarta ternyata pengikutnya bukan hanya orang dari Indonesia, tetapi juga Malaysia dan Singapura.

Ia mengatakan, dalam perjalanan menjadi anggota NII dia selalu ingin tahu siapa NII sebenarnya dan setelah membuka internet ternyata ajaran NII tidak benar.

"Siapapun ulama kalau mengutip pernyataan dalam hadits selalu menyebutkan hadits diriwayatkan oleh siapa, tetapi di NII tidak. Apa kata pimpinan itu sebagai hadits," katanya.

Ia mengatakan, dengan beberapa pertimbangan tersebut kemudian dia keluar dari NII.

Menurut dia, banyak mahasiswa menjadi target untuk menjadi anggota NII.

Ia mengatakan, Islam tidak sesempit apa yang diajarkan NII. Hukum Islam tidak harus dilakukan dengan mendirikan negara Islam.(red/*b8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Pengikut