Sponsor

Kamis, Agustus 18, 2011

Gunung Lokon Meletus Lagi, Hujan Abu Menyelimuti Tomohon

TOMOHON, M86 - Gunung Lokon kembali meletus, Rabu (17/8) kemarin sekitar pukul 13.25 Wita. Letusan didahului dengan terdengarnya bunyi dentuman cukup keras hingga ke Pos Pemantau Gunung Api Lokon dan Mahawu. "Bunyi dentuman akibat letusan Lokon cukup kuat terdengar ke Pos Pemantau, tapi belum diketahui ketinggian abu yang dimuntahkan karena terhalang awan dan hujan," ujar Farid Bina, Kepala Pos Pemantau Gunung Lokon, Kamis (18/8) pagi.

Ia mengungkapkan belum mengetahui pasti apakah akibat letusan tersebut terjadi lontaran batu pijar atau tidak, sebab tak bisa nmelihat secara jelas ke arah Kawah Tompaluan Gunung Lokon. "Sejak semalam sebelum letusan tadi, aktifitas Gunung memang naik ditandai dengan terjadinya gempa vulkanik," jelas Farid.

Oscar Lolowang, warga Kelurahan Tinoor Kecamatan Tomohon Utara mengatakan di wilayahnya kini dihujani abu vulkanik akibat letusan Gunung Lokon tersebut. "Saat ini abu vulkanik turun di Tinoor, tapi warga tidak terlalu panik karena sudah diimbau untuk tetap tenang," tukasnya.

Debu vulkanis Gunung Lokon di Sulawesi Utara jatuh di sebagian permukiman Kelurahan Kinilow dan Perkebunan Kelurahan Tinoor, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon.

Debu yang jatuh tak ubahnya lumpur karena bercampur dengan hujan lebat yang mengguyur sebagian wilayah Kota Tomohon. Beruntung debu tersebut tak sampai mengakibatkan kerugian berarti dari pemilik rumah ataupun tanaman karena langsung disapu hujan lebat. "Hujan yang turun cukup lebat sehingga hampir tak kelihatan jejak-jejak jatuhnya debu vulkanis akibat letusan Gunung Lokon," ujar Tonny P, warga Kelurahan Kinilow.

Warga juga menuturkan, sebelum terjadinya letusan sempat didahului dengan gempa yang cukup kuat. Tiang-tiang rumah bergoyang dan kaca bergetar. Tak lama kemudian muncul hantaman seperti angin diiringi dentuman.

"Kami langsung menduga bahwa ini adalah letusan Gunung Lokon. Kejadian seperti ini pernah terjadi sebelum terjadi letusan pertama 14 Juli 2011 lalu," tambah Refly Polakitan, warga Kelurahan Kinilow I.

Meski tak sempat memengaruhi aktivitas warga, namun warga masih memprediksi masih akan terjadi letusan susulan. Apalagi, letusan tanggal 14, 17 Juli 2011 dan 17 Agustus 2011 tak sedahsyat letusan yang terjadi Oktober 1991.

"Saat terjadi letusan 20 tahun lalu, debu vulkanik yang dimuntahkan cukup banyak dan terus-menerus. Bahkan saat itu tak hanya debu yang dimuntahkan. Pada malam hari tampak lava pijar yang keluar dari bibir kawah," tambah Refly.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu Kakaskasen, Kota Tomohon, Farid Ruskanda Bina berharap warga tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas di radius bahaya Gunung Lokon 2,5 kilometer. Menurutnya, peluang letusan susulan masih bisa terjadi.

"Kami tetap berharap warga waspada. Jangan dulu melakukan aktivitas di radius yang dinyatakan berbahaya. Apalagi status Gunung Lokon masih siaga level III dan belum diturunkan ke waspada level II," harapnya.

Gunung Lokon pernah bererupsi hebat Oktober 1991. Peningkatan aktivitas vulkanis dimulai sejak 22 Februari 2011. Tanggal 27 Juni dinaikkan statusnya dari waspada menjadi siaga. 10 Juli kemudian statusnya dinaikkan lagi dari siaga menjadi awas.

Setelah terjadi penurunan aktivitas, pada 24 Juli statusnya diturunkan menjadi siaga. Pemerintah Kota Tomohon sempat menutup radius tiga kilometer untuk berbagai aktivitas termasuk tidak mengizinkan warga kembali ke rumahnya. Permukiman warga Kelurahan Kinilow I dan Kinilow hanya berjarak 3-4 kilometer dari bibir kawah. (cok/108csr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Pengikut