BANDA ACEH, MP - Pemerintah Provinsi Aceh melalui perguruan tinggi sedang berupaya menyiapkan tenaga pengajar berkualitas untuk menjadi guru profesional dan mampu mengajar di sekolah internasional dalam negeri dan luar negeri di masa mendatang.
"Kami sedang menyiapkan proposal dan konsep pendidikan guru profesional yang mampu mengajar di sekolah-sekolah internasional, baik di Aceh maupun daerah lainnya di Indonesia," kata Dekan FKIP Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Prof. Dr. HM. Yusuf Aziz, M. Pd di Banda Aceh, Minggu (12/7).
Program tersebut mendapat sambutan positif dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh Mohd. Ilyas, SE MM. Terobosan ini sangat diharapkan sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan di provinsi yang dilanda bencana alam gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004 itu, katanya.
Yusuf Aziz mengatakan, upaya menyiapkan guru profesional yang mampu pengajar di sekolah-sekolah internasional itu dikonsentrasikan pada empat bidang studi sesuai kebutuhan, seperti MIPA, matematik, kimia, fisika dan biologi.
"Untuk mewujudkan program tersebut diharapkan Pemerintah dapat memberi dukungan maksimal, sehingga upaya melahirkan guru berkualitas dan mampu mengabdikan diri pada sekolah-sekolah dunia internasional di Aceh dan daerah lainnya di Indonesia atau luar negeri sekalipun," ujarnya.
Program pendidikan guru profesional ini sejalan dengan perkembangan yang terjadi di belahan dunia, termasuk di provinsi ujung paling barat di Indonesia itu. Pasca bencana alam tsunami di Aceh sudah ada beberapa sekolah berskala internasional di Aceh, antara lain SMA Fatih Bilingual School.
Kepala Dinas Pendidikan Mohd. Ilyas mengatakan, gagasan ini diharapkan dapat menghasilkan tenaga pengajar berkualitas sesuai perkembangan, sehingga kemampuannya bukan hanya mengajar di sekolah seperti selama ini tetapi juga dikagumi di lembaga pendidikan berskala internasional.
"Saya menyambut baik program tersebut karena titik lemahnya berasal dari sini (perguruan tinggi yang menjadi lembaga formal mendiri tenaga pengajar). Kalau selama ini produknya tidak berkualitas, ya kita harus berupaya maksimal seperti yang dikatakan dekan FKIP itu," ujarnya.
Ilyas mengatakan, tenaga pengajar di era globalisasi yang ditandai kemajuan teknologi komunikasi informasi semestinya profesional dengan kemampuan sesuai perkembangan ilmu teknologi (IT) agar tidak tertinggal dalam mengedukasi berbagai pengetahuan dalam kehidupannya.
"Saya pikir ini penting dan perguruan tinggi yang konsentrasi melahirkan tenaga pengajar memiliki peran besar. Rasanya sudah bukan waktunya lagi seorang guru tidak bisa mengoperasikan komputer, off-on. Jadi, ini persoalan yang kita hadapi di era globalisasi sekarang,?"tambahnya.
Persoalan berkualitas-tidaknya seorang tenaga pengajar itu berawal dari sana. Perguruan tinggi harus membuka diri dan menerapkan sistem pendidikan untuk meningkatkan kualitas guru yang menguasai dan mengetahui keadaan lapangan kerja yang digelutinya.
Guru merupakan tenaga profesional yang memiliki keahlian khusus, teori dan praktik. Oleh karena itu, perguruan tinggi yang menjadi " produsen" tenaga pengajar semestinya memadukan antara teori dan praktik untuk melahirkan guru berkualitas kreatif dan inovatif, demikian Mohd. Ilyas. (mp/*a)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar