Sponsor

Selasa, Juli 07, 2009

Anak Sopir Diterima Jadi Polisi

SURABAYA, MP - Seorang anak sopir mobil sewaan dari Pasuruan, Agung Prasetyo (20), diterima menjadi polisi di jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur melalui tes penerimaan Brigadir Polri Tahun 2009.

"Saya senang, mas," katanya setelah mendengarkan pengumuman lewat layar `infocus` (LCD) di hadapan Kapolda Jatim, Irjen Pol. Anton Bachrul Alam S.H., pejabat teras Polda Jatim, dan 744 orangtua calon brigadir di Gedung Mahameru, Mapolda Jatim.

Anak pertama dari dua bersaudara yang diterima di Polwil Malang itu mengaku dirinya diterima menjadi polisi tanpa membayar sepeser pun, kecuali biaya administrasi yang sudah ditentukan panitia daerah (panda).

"Nggak ada sama sekali, karena itu saya senang, apalagi bapak saya hanya sopir `pick up` sewaan yang kadang disewa orang, tapi kadang juga tidak ada yang menyewa," kata alumni SMA 4 Pasuruan angkatan tahun 2007 itu.

Brigadir Polisi Agung Prasetyo merupakan salah seorang dari 620 calon yang diterima sebagai Brigadir Polisi Tahun 2009 di lingkungan Polda Jatim.

Dalam pengumuman itu, 744 calon brigadir dinyatakan masuk peringkat, namun hanya 620 calon yang dapat diterima, karena kuota untuk Polda Jatim hanya 620 orang, sehingga 124 calon dinyatakan tidak lulus.

Dalam kesempatan itu, Kapolda Jatim, Irjen Pol. Anton Bachrul Alam, S.H., menyatakan penerimaan polisi sudah dilakukan secara transparan sejak lama.

"Transparansi akan menghilangkan penyimpangan, karena itu kami juga melibatkan pengawas eksternal dari KPP (komisi pelayanan publik), HIMPSI, IDI, Disdik, Disduk, dan Unesa (fakultas ilmu keolahragaan)," katanya.

Oleh karena itu, ia berharap masyarakat juga tidak menggunakan berbagai cara untuk melakukan penyimpangan prosedur, sebab prosedur yang baik akan menghasilkan polisi yang baik pula, sehingga polisi juga akan dapat diterima masyarakat dengan baik pula.

Secara terpisah, Kabag Dalpers Polda Jatim, AKBP. Anjar Gunadi M.M., menegaskan bahwa animo masyarakat menjadi polisi di Jatim cukup tinggi hingga mencapai 10.125 anak.

"Mereka harus melewati 12 tahap dengan sembilan tahap di antaranya merupakan pemeriksaan kesehatan, psikologi, jasmani, dan sebagainya hingga akhirnya tim dari Mabes Polri turun ke daerah-daerah untuk melakukan pemeriksaan pada 2-5 Juli lalu," katanya.

Pada tahap awal dinyatakan 9.931 anak dinyatakan lulus, namun hingga tahap akhir hanya 744 anak yang dinyatakan lulus, namun tim Mabes Polri akhirnya menemukan 25 anak tidak lulus kesehatan dan tujuh anak tidak lulus administrasi.

"Dari 744 anak yang lulus itu akhirnya dilakukan sistem peringkat untuk menentukan kelulusan sesuai kuota masing-masing daerah," katanya.

Hasilnya, di jajaran Polwiltabes Surabaya tercatat 87 anak lulus dan 13 anak tidak lulus, di Polwil Malang 112 lulus dan 20 tidak lulus, di Polwil Besuki 49 lulus dan lima tidak lulus, di Polwil Madiun 68 lulus dan 11 tidak lulus, di Polwil Bojonegoro 122 lulus dan 18 tidak lulus, serta di Polwil Madura 117 lulus dan 10 tidak lulus. (mp/ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Pengikut