JAKARTA, MP - Polres Maluku Tenggara (Malra) belum menemukan jaringan teroris masuk ke wilayah hukum Kabupaten tersebut dan Kota Tual, menyusul peristiwa ledakan bom di kawasan Mega Kuningan Jakarta, 17 Juli 2009.
"Kami perketat keamanan, hingga kini belum ditemukan adanya jaringan teroris masuk Malra dan Tual," kata Kapolres Maluku Tenggara Syaiful Rahman di Langgur, Maluku Tenggara seperti dilansir dari situs kantor berita nasional.
Peningkatan pengamanan itu dilakukan sehubungan ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (17/7) yang menewaskan sembilan orang dan melukai sekitar 53 lainnya.
"Status siaga satu sebenarnya telah diberlakukan sejak pelaksanaan pemilihan Legislatif 20 April 2009, jadi kondisi keamanan Kabupaten Maluku Tenggara yang wilayah hukumnya masih satu dengan Kota Tual relatif kondusif," ujar Kapolres.
Dia mengatakan, peningkatan pengamanan di Malra dan Kota Tual melibatkan dukungan TNI AD pada pelabuhan dan bandar udara Dumatubun, termasuk razia pada daerah-daerah dinilai rawan kemungkinan terjadi gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat(Kamtibmas).
"Yang terpenting kesadaran masyarakat di Malra dan Tual tinggi sehingga turut memelihara Kamtibmas," kata Kapolres.
Ditanya pengamanan ratusan pelayar manca negara yang akan mengunjungi Malra dan Tual 26-29 Juli mendatang, dia menjelaskan, sedikitnya 209 personilnya siap didukung 93 anggota TNI AD dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
"Kami juga didukung personil Brimob dan Polair dari Polda Maluku serta sejumlah Kapal Perang Indonesia (KRI) dari Mabes TNI AL," ujar Kapolres.
Sebelumnya Bupati Malra, Andre Rentanubun mengatakan, pelayar mancanegara dari peserta "Sail Bunaken" yang diberangkatkan dari Darwin, Northern Teritorry 18 Juli lalu siap ke daerahnya.
"Sedikitnya 132 perahu layar siap melanjutkan pelayaran dari Manado, ibukota Sulawesi Utara ke Langgur, Malra," katanya.
Dia menjamin stabilitas keamanan di Malra tetap terpelihara menyambut para pelayar mancanegara yang telah diprogramkan mengunjungi sejumlah obyek wisata di sana.
Dinas Pariwisata Malra telah memprogramkan kunjungan ke air terjun di Desa Evu dan goa Hawang di Letvuan, termasuk sejumlah atraksi khas daerah setempat.
"Yang menggembirakan para pelayar mancanegara itu meminta untuk melaksanakan missa di makam misionaris asal Belanda yang dibantai tentara Jepang di Desa Langgur 30 Juli 1942,"ujar Bupati.
Missa dijadwalkan 29 Juli, selanjutnya para pelayar melanjutkan perjalanan ke Ambon, ibukota Provinsi Maluku.
Misionaris Belanda sejumlah 13 orang itu sebelum ditembak mati di Desa Langgur terlebih dahulu dikejar dari Desa Ngilngof dan Namar.
"Kami berharap melalui para pelayar mancanegara itu dunia mengetahui bahwa Indonesia ternyata aman dan silakan wisatawan berkunjung dan investor menanamkan modalnya di sini," kata Bupati Rentanubun. (mp/*a)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar