Sponsor

Selasa, Juli 28, 2009

DIY dan Jateng Rawan Basis Teroris

JAKARTA, MP - Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro Brigjen TNI Langgeng Sulistiyono menyatakan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah masih menjadi daerah yang rawan karena mudah dijadikan sebagai basis kegiatan teroris.

"Kultur masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi yang masih rendah di beberapa wilayah di kedua daerah itu, menjadikan mereka mudah dipengaruhi oleh paham-paham yang diajarkan para teroris," kata Langgeng Sulistiyono di Jakarta, Selasa (28/7).

Ditemui di sela-sela seminar nasional PPSA XVI Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), ia mengatakan, orang-orang yang dicurigai sebagai aktor beberapa aksi teror di Indonesia, telah lama berada di Jawa Tengah dan sekitarnya, dan mereka membangun sel-sel baru setiap saat.

Mereka, lanjut Langgeng, bahkan kini tidak hanya menyasar masyarakat dengan tingkat pendidikan dan penghasilan rendah.

"Mereka bahkan telah menyusup dan mempengaruhi para pemuda, mahasiswa di kampus-kampus. Dan mereka sangat tekun dan sabar untuk mempengaruhi para pemuda dan mahasiswa tersebut, dan sebagian berhasil," ungkapnya.

"Jadi, mereka membangun jaringan di DIY dan Jateng. Tetapi mereka beroperasi di luar daerah itu. Dengan tetap membangun jaringan pula di daerah lain. Namun, para aktor teror itu masih memilih DIY dan Jateng jadi pusat kegiatan mereka," katanya.

Langgeng mengaku, hal tersebut sudah disampaikan kepada pimpinan daerah bersangkutan agar benar-benar mewaspadai dan menyadarkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh.

Ia mengatakan, TNI/Polri dan seluruh komponen masyarakat terus menggiatkan operasi penyisiran di seluruh wilayah DIY dan Jateng serta melakukan penangkapan terhadap pihak-pihak yang dicurigai terlibat aksi teror.

"Selain itu kita bersama komponen pemerintah daerah lainnya, tetap melakukan tindakan persuasif berupa penyuluhan, termasuk di pondok-pondok pesantren, terutama yang berkaitan dengan pemahaman tentang Islam dan jihad yang kerap disalahartikan," demikian Langgeng.

Pada Juni 2009, aparat keamanan menangkap Zuhri, orang yang diduga kuat sebagai bagian dari kelompok teroris Noordin M Top, di Cilacap, Jawa Tengah.

Pascaledakan bom di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton, aparat keamanan juga menangkap seseorang yang diduga kuat bagian dari kelompok Noordin M Top Achmadi di dearah yang sama, yaitu Nur Hasbi.

Nur Said alias Nurdin Aziz alias Nur Hasbi yang diduga kuat pelaku pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton bersama Ibrohim, adalah alumnus Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, yang didirikan Abubakar Ba`asyir

Aparat juga menangkap Zaenal Achmady, orang yang direkrut oleh Bahridin Latif (60), warga Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap. Bahridin disebut-sebut sebagai mertua Noordin M Top.

Achmady bergabung dengan kelompok Noordin M Top tahun 2006. Achmady menyewa sebuah rumah di Dusun Binangun, Desa Wringinanom, Kecamatan Kertek, Wonosobo, akhir April 2006, sebagai tempat berkumpulnya anggota Noordin M Top di wilayah di Jawa Tengah.

Selain itu, Densus 88 pada Kamis (23/7) menangkap kaki tangan Noordin M. Top, yaitu Maruto Jati Sulistyo (29), warga RT 04 RW 06 Dusun Gedangan, Kelurahan Boja, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, jawa Tengah.

Maruto dikabarkan tertangkap di suatu tempat di Desa Patean, Kecamatan Sukorojo, Kabupaten Kendal. (mp/*b8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Pengikut