PANGKALPINANG, MP - Ribuan guru yang berstatus masih swasta di Provinsi Bangka Belitung (Babel) masih termarjinalkan dibanding dengan guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS).
"Kesejahteraan guru swasta di Babel masih memprihatinkan dalam termarjinalkan dibanding dengan guru yang sudah berstatus pegawai negeri sipil (PNS), terutama dalam pemberian insentif," kata Ketua Forum Oemar Bakri Babel, Djohan Yusuf di Pangkalpinang.
Ia menjelaskan, jumlah guru yang berstatus swasta di Babel ada sekitar 6.525 orang yang nasibnya masih memprihatinkan dibanding dengan guru yang berstatus PNS.
"Pemerintah terkesan masih mengabaikan nasib mereka, terutama dalam pembayaran insentif guru swasta yang hingga sekarang belum dibayarkan, sementara insentif untuk guru PNS sudah dicairkan," ujarnya.
Ia mengatakan, pembayaran insentif bagi guru swasta tersebut diserahkan oleh Pemprov Babel ke pemerintah kabupaten yang ada di Babel, namun nyatanya insentif tersebut masih belum diterima oleh guru swasta.
"Ini sangat kami sayangkan, karena terkesan guru swasta masih termarjinalkan padahal hak dan kewajiban mereka sama yaitu untuk mencerdaskan anak bangsa," ujarnya.
Padahal, kata dia, honor dan kesejahteraan guru swasta tersebut sangat jauh dari harapan dan berbanding terbalik dengan guru yang berstatus PNS.
"Honor para guru swasta tersebut dibayar dengan hitungan jam mengajar, itu pun hanya dibayar untuk hitungan satu minggu, sangat memprihatinkan dan butuh perhatian khusus dari pemerintah," ujarnya.
Ia mengatakan, kendati kesejahteraan guru sudah menjadi perhatian khusus dari pemerintah namun hak-hak bagi guru swasta belum sesuai harapan.
"Guru swasta tersebut banyak yang mengajar di SMP dan SMA, banyak juga diantara mereka yang tidak sanggup mengajar lagi karena kecilnya honor yang diperoleh," ujarnya. (mp/*an)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar