Sponsor

Senin, Agustus 24, 2009

Pembangunan `Bogor Inner Ring Road` Mendesak

JAKARTA, MP - Pembangunan "Bogor Inner Ring Road" (BIRR) atau jalan lingkar dalam kota sudah mendesak mengingat kemacetan di kawasan Bogor yang semakin parah, terutama di jalan Pajajaran selepas dari pintu tol terjadi pemandangan kemacetan sehari-hari.

M Harrys H, Ketua REI Bogor Raya saat dihubungi di Jakarta, Senin, mengatakan, kondisi ini dampak dari perkembangan Bogor yang cukup pesat dan pembangunan properti seperti perumahan, pusat belanja, life style centre, dan tempat wisata keluarga muncul dimana-mana.

Ia mengatakan, Bogor juga ramai dikunjungi orang dari kawasan sekitarnya untuk berwisata, dinas, maupun urusan bisnis.

"Kondisi ini harus segera dicarikan solusi. Kalau tidak yang rugi pemerintah dan warga Bogor. Pelancong akan berpaling mencari tujuan wisata yang lebih nyaman. Padahal pariwisata menjadi tulang punggung perekonomian Bogor," ujarnya.

Dia minta agar Pemko Bogor harus mengambil inisiatif dan cepat bertindak, salah satu yang dapat dilakukan adalah mempercepat pembangunan BIRR atau jalan lingkar dalam kota.

BIRR perlu mendapat prioritas karena pembangunannya sudah direncanakan cukup lama oleh Pemko Bogor dan hanya realisasinya terkendala anggaran dan pembebasan lahan.

BIRR ini akan membentang di sebelah utara dan selatan pusat kota. Di sisi selatan rutenya dari Dramaga hingga Jl Raya Sukabumi sejauh 12 km, melewati Ciomas - Jl Pahlawan - Muarasari - Tajur - Jl Raya Sukabumi terkoneksi dengan bakal jalan tol Ciawi - Sukabumi. Sementara di sisi utara dari Tajur - Vila Duta kemudian memotong Jl Pajajaran - Jl Pahlawan - Cikaret - Ciomas.

Rute Dramaga - Tajur sangat mendesak dibangun karena akan mengurangi secara signifikan kepadatan di pusat kota.

Pemkot Bogor sendiri tampaknya memang memprioritaskan rute Dramaga - Tajur.

"Jika tidak ada aral pembangunannya akan dimulai tahun 2010. Targetnya, seksi Tajur - Muarasari harus selesai tahun 2011," kata Indra Syafei, Kepala Dinas Binamarga & Pengairan Kota Bogor.

Pemkot Bogor, katanya, saat ini tengah membahas hal-hal yang bersifat teknis. Karena menjadi program Pemkot Bogor, anggaran biayanya akan diambil dari APBD 2010.

Tak Bisa Ditunda

Penambahan infrastruktur jalan ini tidak bisa ditunda lagi karena ruas jalan yang ada sudah tidak mampu menampung volume kendaraan yang lewat. Berdasar data Pemko Bogor, kota ini dikunjungi 10 juta orang per tahun.

Sebagian besar datang dari kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor Depok, Tangerang). Sementara kapasitas jalan dalam beberapa tahun terakhir tidak bertambah, sekitar 620 km. Ditambah dengan penduduknya yang berjumlah satu juta jiwa wajar saja jalan di kota seluas 118,5 km2 itu kelebihan beban.

Lalu lintasnya makin semrawut karena transportasi umum dalam kota tidak dikelola dengan baik. Satu koridor dilewati dua hingga tiga trayek seperti yang terjadi di Jl Pajajaran. Angkot yang beroperasi juga terlampau banyak. Jangan heran Bogor punya predikat baru, kota sejuta angkot.

Pemko Bogor sendiri sudah punya rencana untuk menata transportasi dalam kota agar menjadi lebih baik. Jumlah angkutan kota yang kelewat banyak akan dikurangi dengan pola 3:1.

Yakni setiap tiga angkot akan diganti dengan satu kendaraan umum dengan ukuran lebih besar. Tapi Indra menolak menjelaskan kapan penataan ini dimulai. "Yang tahu persis Dinas Perhubungan karena mereka yang menyiapkan konsepnya," katanya.

Selain mengurangi volume kendaraan yang melintas di jalan arteri dalam kota, inner ring road ini juga membuat kota Bogor makin terbuka. Kalau aksesnya bagus, kata Harrys, kota Bogor akan lebih berkembang. Akan muncul pusat-pusat pertumbuhan baru di sekitar inner ring road.

Misalnya pembangunan pusat belanja, rumah sakit, sekolah, dan fasilitas komersial lain. Tidak seperti sekarang semua fasilitas menumpuk di tengah kota terutama di Jl Pajajaran. "Kalau terwujud inner ring road ini akan meningkatkan pendapatan asli daerah," katanya.

Yang paling beruntung Bogor Nirvana Residence (BNR) di Jl Dreded-Pahlawan karena inner ring road ini akan melintasi perumahan seluas 1.200 ha itu. Penghuni BNR bisa langsung masuk pintu tol tanpa melewati arteri dalam kota karena BIRR ini terkoneksi dengan bakal jalan tol Ciawi - Sukabumi. (red/*an)

2 komentar:

  1. Pemerintah Pusat wajib membantu membereskan keserawutan kota Bogor dengan membangun infra struktur jalan dsb. Mengapa? Karena Bogor menjadi padat, semrawut antara lain karena banyaknya para urbanist dari daerah2 lain...yang membuat sarana prasarana kota sudah jauh tidak memadai untuk melayani 1 jutaan penduduk (yang akan terus bertambah!) Aparat Pemkot Bogor belum bisa diandalkan...masih jauh tertinggal kinerja dan komitmennya sebagai pelayan masyarakat.

    BalasHapus
  2. dengan adanya BIRR akan mengatasi kemacetan kota Bogor :D

    www.bogornirwanaresidence.wordpress.com

    BalasHapus

Related Posts with Thumbnails

Pengikut