Sponsor

Sabtu, September 26, 2009

Boediono Dielu-elukan Masyarakat Banda

MALUKU, MP - Wakil Presiden terpilih Boediono dielu-elukan masyarakat Banda seusai meninjau rumah pengasingan tokoh nasional Muhammad Hatta di Desa Dwi Warna, Banda Naira, Provinsi Maluku, Sabtu.

Ratusan ibu-ibu yang sejak Sabtu pagi telah berjubel di pinggir jalan dr. Muhammad Hatta, terlihat bergembira sambil meneriakkan "Boediono-Boediono".

"Kami pendukung yang memenangkan Boediono dan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Wakil Presiden dan Presiden periode 2009-2014 di Banda," teriak ibu-ibu.

Bahkan sebagian ibu-ibu sambil menggendong anaknya mencoba menerobos barisan pengamanan karena ingin berjabat tangan dengan Boediono yang berada di mobil bersama Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu.

Boediono yang ada di dalam mobil DE 15 KR lalu menurunkan kaca mobil dan melambaikan tangan kepada warga yang memaksa menerobos barisan pengamanan.

Petugas keamanan termasuk sejumlah personel Paspampres tidak bisa menghalangi niat kaum ibu itu, sehingga beberapa di antara mereka berhasil berjabat tangan dengan Boediono yang meladeni dengan senyum dan tetap berada di dalam mobil.

Ny. Indrayani (33) setelah berjabat tangan dengan Boediono terlihat bergembira ria sambil mencium tangannya. "Saya ini pendukung Boediono jadi merasa bangga bisa berjabat tangan langsung dengan pemimpin Indonesia lima tahun ke depan," katanya.

Rombongan Boediono setelah meninjau rumah pengasingan Muhammad Hatta langsung menuju penginapan Maulana dengan mendapat tepuk tangan dan sambutan meriah serta teriakan gembira masyarakat Banda yang berjubel di sepanjang jalan yang dilalui.

Di penginapan Maulana yang lokasinya persis di tepi laut Banda dan berhadapan dengan Gunung Api Banda, Boediono dan rombongan disambut sejumlah kora-kora berhiaskan bendera merah-putih dan penumpangnya memakai pakaian tradisional setempat.

Boediono yang terpilih sebagai Wakil Presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden dalam kunjungannya selama dua hari di Banda, akan dianugerahi gelar adat tertinggi Banda, yang biasa disebut Kepala "Oranglima" Utama, serta melakukan penyelaman untuk menyaksikan langsung keindahan alam bawah laut Kepulauan Banda.

Boediono juga dijadwalkan mengunjungi Pulau Hatta dan Pulau Ssyahrir, mengunjungi istana mini yang menjadi replika Istana Bogor, gereja tua Banda, rumah budaya, agrowisata pala, gunung api, benteng Belgica dan tabur bunga di teluk Lautaka berkaitan dengan heroisme pejuang perempuan Boy Kerang saat melawan penjajah.(red/*ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Pengikut