Sponsor

Jumat, Januari 08, 2010

Jalur KA Bandung Jakarta Simpan Mukjizat

BANDUNG, MP - Jalur KA Bandung – Jakarta di KM 113 – 114 di Kampung Sindangjaya, Desa Cijantung, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta yang selama ini dikenal sebagai kawasan angker, ternyata menyimpan mukjizat. Kawasan tersebut saat ini, setiap harinya diserbu ribuan masyarakat yang memburu “air ajaib” untuk pengobatan.

Kepala Stasiun KA Sukatani, Aang Suwandi dan Kepala Distrik 22B Jalur Rel Purwakarta, Syarifudin Budiawan kepada Pos Kota dan Kepala Humas PT Kereta Api Daerah Operasi (PT KA Daop) 2 Bandung, Bambang Setyo Prayitno Jumat (8/1) menyebutkan, sejak sebulan ini, setiap hari, ratusan, bahkan setiap malam Selasa dan Jumat, seperti pada tanggal 1 Muharam, mencapai ribuan, masyarakat dari Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, Banten, Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, Bandung dan beberapa kota di Jawa Tengah menyerbu mata “air ajaib” untuk obat.

Menurut Syarifudin Budiawan, warga, mengambil air yang keluar memancar dari tebing, dekat “spoor hilir” jalur KA Bandung – Jakarta itu, untuk pengobatan berbagai penyakit, mulai dari penyakit lumpuh, rematik, asam urat, sesak nafas, gatal-gatal, mag, sampai berbagai penyakit berat, kronis dan ganas, seperti benjolan di payudara, atau kanker.

Syarifudin menambahkan, mata air yang terletak di kawasan rel yang jauh dari pemukiman penduduk itu, sebetulnya sudah ada sejak beberapa tahun lalu dan tidak pernahkering, walau musim kemarau sekalipun.

Dia dan beberapa karyawan PT KA, seperti Juru Perika Jalan dan Jembatan sering memanfaatkan mata air itu untuk keperluan sehari-hari, seperti untuk mandi, cuci dan untuk minum. “Air tersebut sangat bening dan dingin. Kami sering memanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, bahkan jika saat menginspeksi jalur kehabisan air minum, kami langsung meminumnya, tanpa terlebih dahulu memasaknya. Rasanya agak manis,’ kata Syarifudin.

Ditambahkan Syarifudin, mata air tersebut mulai terkenal, setelah salah seorang warga Desa Cijantung, yang menderita lumpuh lebih dari 5 tahun, pada malam Jumat Kliwon sebulan lalu, bermimpi didatangi seorang lelaki tua berjenggot putih, bersorban, dengan tongkat kayu, menyuruh mandi di mata air dekat jalan rel, bila ingin sembuh dari penyakitnya.

Tanpa berpikir panjang dan menunggu lama, orang tua tersebut diantar sanak familinya langsung mandi di mata airt tersebut…..dan memang ajaib, setelah hampir sebulan terus menerus mandi dan meminum “air ajaib” tersebut kondisi kesehatan lelaki lumpuh itu mulai pulih. “Ia saat ini sudah leluasa menggerakkan kaki dan tangannya yang lumpuh. Bahkan sudah punya semangat untuk berjalan,” kata Syarifudin.

Menurut Bambang Setyo Prayitno, jalur pada ketinggian antara 141 sampai 226 m DPL (di atas permukaan laut) itu oleh awak KA dikenal sebagai kawasan angker. Di kawasan yang membelok tajam, dengan panorama bendungan Jatiluhur itu, awak KA sering menemukan keanehan.

Bahkan salah seorang kondektur, Teddy Mulyadi, menuturkan, keretanya yang mogok di daerah tersebut, tiba-tiba jalan sendiri ( Kisah Jalur KA Angker Jakarta – Bandung.

Iwan, 27, warga Depok yang datang ke lokasi membawa 3 jeriken plastic, datang bersama beberapa tetangga untuk mengambil “air ajaib” tersebut, setelah mendapat kabar dari familinya di Purwakarta, yang menyebutkan ada “air ajaib” yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit.

Jubelan warga yang mengambil air di lokasi, dimanfaatkan aparat desa setempat dan pengurus Karang Taruna, sebagai sumber pendapatan desa.

Salah seorang anggota Karang Taruna menyebutkan, Karang Taruna dan petugas Linmas Desa mengoordinir tempat parkir dan menertibkan antrian, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Kami tidak memungut biaya dari warga yang mengambil air. Namun jika ada warga yang memberi secara sukarela, kami terima dengan senang hati. Uangnya kami kumpulkan untuk Kas Desa,” tutur salah seorang anggota Karang Taruna.

Sementara itu Kepala Humas PT KA Daop 2 Bandung, Bambang Setyo Prayitno menyebutkan, Kepala Daop 2 Bandung, Sinung Tri Nugroho telah memerintahkan memasang “Semboyan 35.”

Dengan demikian setiap masinis KA yang lewat lokasi tersebut diperintahkan untuk membunyikan terompet (klakson), agar warga sekitar berhati-hati, karena ada KA lewat. (red/*pk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Pengikut