SERANG, M86 - Sebanyak 101 desa dari 314 desa yang ada di Kabupaten Serang dinyatakan rawan bencana alam. Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Satuan Polisi Pamong Praja (Kesbangpol Satpol PP) Kabupaten Serang, Adhaq, Senin (8/8) mengatakan, data itu merupakan hasil pengumpulan informasi yang didapatkan pihaknya dari pemerintah kecamatan.
"Dinyatakan rawan bencana karena sebelumnya memiliki sejarah bencana mulai dari banjir, tanah longsor, sampai puting beliung. Semuanya berada di 21 kecamatan," kata Adhaq.
Adhaq mengatakan, Ciomas menjadi kecamatan yang memiliki desa rawan bencana terbanyak dibandingkan kecamatan lain. Ciomas memiliki 11 desa rawan bencana.
Adapun kecamatan lain di antaranya Tanara dengan dua desa rawan bencana, Padarincang enam desa, Cikeusal empat desa, Tirtayasa enam desa, Pontang empat desa, Pabuaran tiga desa, Kibin lima desa, dan Kecamatan Kopo lima desa.
"Kecamatan Jawilan, Bandung, dan Cinangka juga menjadi daerah langganan bencana," kata Adhaq.
Adhaq mengungkapkan, sampai Juli 2011, Kabupaten Serang telah dilanda sepuluh kali bencana alam yang merusak ratusan rumah, sekolah, tempat ibadah, dan sawah masyarakat. Kerugian yang dicapai tak kurang dari Rp 2,3 miliar.
"Tahun ini ada enam kecamatan yang terkena bencana alam yakni Kecamatan Tirtayasa, Ciomas, Bojonegara, Baros, Cinangka, dan Kecamatan Kragilan," kata Adhaq.
Adhaq mengungkapkan, bencana-bencana tersebut terjadi antara Januari sampai Mei ketika curah hujan sedang tinggi.
"Rata-rata memang kecamatan di Kabupaten Serang rawan bencana. Hampir semuanya kan dilalui oleh Sungai Ciujung. Apalagi masyarakat yang dekat dengan bantaran sungai," katanya.
Adhaq mengatakan, pihaknya hanya memiliki tugas sebatas mendata daerah rawan bencana saja dan tidak memiliki kewenangan dalam hal penanggulangan bencana.
"Datanya kami laporkan ke Bupati untuk kemudian dievaluasi. Kalau penanggulangan itu di badan penanggulangan bencana daerah. Kebetulan di Kabupaten Serang juga baru dibentuk. Ya kita ikut serta menyosialisasikan kepada masyarakat agar terus waspada," kata Adhaq.
Adhaq mengatakan bahwa untuk meminimalisasi korban akibat bencana lama, di setiap desa atau daerah rawan bencana, dibutuhkan plang peringatan serta plang alur penyelamatan.
"Misalnya kalau terjadi tsunami pergi kemana arahnya. Kalau banjir bagaimana," katanya. (cok)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar