DENPASAR, MP - Buku yang diterbitkan oleh Ari Murti, seorang pekerja di bidang sosial yang menelusuri penderita HIV/AIDS ke berbagai tempat praktik para penjaja seks, mampu menggambarkan betapa bahayanya penyakit hilangnya kekebalan daya tubuh manusia.
"Virus yang ditularkan akibat hubungan seksual bebas maupun penggunaan jarum suntik secara bergantian bagi para pelanggar narkoba, merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang dapat menyerang siapa saja tanpa pandang bulu," ujar Ibu Negara Ny Ani Bambang Yudhoyono dalam sambutan tertulis pada buku "Terbuang" (Kisah Nyata Dari Industri Seks ke HIV/AIDS) karya Hj Ari Murti, yang diluncurkan di Denpasar.
Selain Ny Ani SBY, turut memberikan kata pengantar pada buku setebal 88 halam itu, juga Prof Dr Zubairi Djoeban SpPd KHOM, ketua Masyarakat Penduli AIDS Indonesia.
Hj Ari Murti, wanita kelahiran Yogyakarta memprakarsai berbagai kegiatan sosial kemanusiaan bersama Rotary Club Nusa Dua, Bali. Ia juga tercatat mendirikan Asosiasi Panti Asuhan Nusantara (APAN) dan menghimpun pekerja sosial untuk penanggulangan HIV/AIDS di Pulau Dewata.
Ari Murti melakukan penelusuran ke berbagai tempat praktik para penjaja seks, baik wanita maupun waria dari kelas bawah, kafe hingga mereka yang beroperasi di hotel berbintang.
Buku yang dicetak dengan kertas bermutu setebal 80 halaman, menurut Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono perlu disebarluaskan kepada masyarakat Indonesia agar tidak khawatir dan takut terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Pola penularan hilangnya kekebalan daya tubuh jauh dari sekedar bertemu, berdekatan, berbicara atau berjabat tangan. Penularan virus melalui prilaku seks bebas atau heteroseksual menggunakan jarum suntik yang tidak steril dengan cara bergantian.
"Mudah-mudahan buku tersebut mampu memberikan pencerahan dan menggugah keprihatinan dan kewaspadaan masyarakat akan bahaya virus HIV/AIDS," harap Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono.
Buku yang ditulis dari kumpulan catatan kecil itu, antara lian juga melukiskan perasaan seorang wanita (PSK) yang terinfeksi HIV/AIDS saat berhadapan dengan seorang konsumennya, seorang bocah usia 13 tahun.
Ari Murti dengan gaya bertutur yang lancar mengajak pembaca menikmati hasil "jepretan lensa" mata hatinya yang penuh simpati mengenai korban HIV/AIDS dari kalangan PSK.
Diterbitkan Dua Bahasa
Buku dengan judul "Terbuang, kisah nyata dari industri seks ke HIV/AIDS" itu diterbitkan dalam dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan Inggris.
Dalam versi Bahasa Inggris diberi judul "Outcast" diharapkan dapat disebarluaskan ke penjuru dunia, sebagai salah satu bentuk kepedulian penanggulangi HIV/AIDS yang penderitanya semakin mengkhawatirkan di berbagai negara belahan dunia, termasuk Indonesia, khususnya Bali.
Ari Murti yang memprakarsai berbagai kegiatan sosial kemanusiaan bersama Rotary Club Nusa Dua, Bali mengaku bermimpi membuat sebuah rumah persinggahan bagi orang dengan HIV/AIDS (ADHA), yang nantinya digunakan sebagai tempat berbagi ilmu, wawasan, pengalaman dan mencurahkan isi hati.
Penyebaran virus HIV/AIDS oleh para ahli diyakini bagai fenomena gunung es di tengah lautan. Jumlah penderita yang terdata sangat sedikit dibanding fakta yang sebenarnya jauh lebih banyak.
Prof Wirawan menilai, peluncuran buku "terbuang" dapat membesarkan jiwanya, karena upaya dan kegigihan yang dilakukan memerangi HIV/AIDS selama ini seolah-olah tanpa hasil sama sekali.
"Saya amat frustasi karena semua pihak menganggap penderita HIV/AIDS sebagai sampah dan musuh. Di tengah rasa frustasi yang terus menghantui, ternyata saya tidak sendirian setelah terbitnya buku `terbuang`," kata Prof Wirawan yang pernah menghebohkan tentang hasil penelitian puluhan napi Lapas Denpasar terjangkit HIV/AIDS.
Pola penularan hilangnya kekebalan daya tubuh jauh dari sekedar bertemu, berdekatan, berbicara atau berjabat tangan. Penularan virus melalui prilaku seks bebas atau heteroseksual menggunakan jarum suntik yang tidak sterial penggunaan secara bergantian.** (an/mp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar