JAKARTA, MP - Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) menilai, pembangunan dan pengoperasian Jembatan Suramadu untuk mematikan layanan angkutan penyeberangan ferry di lintas Ujung Kamal. "Buktinya, tarifnya 50 persen di bawah ferry dan ada pengakuan dari lapangan, calon pengguna jasa memang diarahkan untuk naik jembatan," kata Sekjen Gapasdap, Luthfi Syarief menjawab pers di sela Seminar Nasional "Tantangan dan Peluang Bisnis Industri Pelayaran di Indonesia Menghadapi Krisis Keuangan Global Dalam Perspektif Implementasi UU No. 17/2008 tentang Pelayaran, di Jakarta, Rabu (17/6).
Sekjen Luthfi melanjutkan, hal itu berakibat rontoknya tingkat isian penumpang dari 18 kapal ferry yang melayani di lintas itu sejak 10 Juni 2009, kini rata-rata tinggal 30 persen atau anjlok 70 persen.
Penegasan itu berbeda dengan perkiraan Menteri Perhubungan, Jusman Syafii Djamal sebelumnya bahwa penurunan permintaan di lintas itu berkisar 20-50 persen.
Sedangkan Kepala Cabang PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Cabang Surabaya, Prasetyo Bakti Utomo, menyebut, sejak jembatan Suramadu diresmikan, terjadi penurunan penumpang hanya 20 persen.
Bahkan, Menhub Jusman menegaskan, pemerintah akan mengevaluasi nasib penyeberangan lintas Ujung-Kamal dalam tiga bulan ke depan.
Luthfi juga membantah pernyataan Dirut PT Indonesia Ferry, Bambang S., bahwa keberadaan jembatan Suramadu itu adalah pelengkap dan nantinya akan terbentuk pangsa pasar sendiri.
"Kalau pelengkap, mestinya tarifnya sama sehingga masyarakat punya pilihan. Tinggal bagaimana tingkat pelayanan masing-masing," katanya.
Padahal, katanya, masyarakat Indonesia dikenal sangat sensitif soal tarif. "Siapa pun akan pilih yang lebih murah," katanya.
Oleh karena itu, tegasnya, dia menduga, pengusaha angkutan penyeberangan di lintas itu tidak akan bertahan dan tidak perlu menunggu tiga bulan.
"Mereka akan rontok dengan sendirinya. Tak perlu disetop, akan berhenti sendiri. Tak perlu tiga bulan. Siapa yang kuat dengan tingkat isian penumpang tinggal 30 persen," katanya.
Oleh karena itu, dia mengusulkan agar pemerintah memberi ruang bagi pengusaha angkutan penyeberangan di lintas itu agar disubsidi.
"Subsidinya adalah selisih harga dari tiket Suramadu yang lebih murah 50 persen dengan Ferry, ditanggung Pemprov Jatim," katanya.
Tiket jembatan Suramadu saat ini untuk motor hanya Rp3000, sedangkan roda empat Rp30 ribu, sedangkan Tarif Penyeberangan Ferry mulai Rp60 ribu untuk kendaraan roda empat dan sekitar Rp6000 untuk motor. (mp/*a)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar