BEKASI, M86 - Bagi Anda yang ingin membuka usaha di Kota Bekasi atau Kabupaten Bekasi sejatinya harus dilengkapi dengan dokumen legal demi kelancaran usaha Anda.
Untuk memenuhi hal tersebut, CV Perintis Jaya, menerima pengurusan perizinan usaha baik bentuk PT, CV, UD, PD, Koperasi, maupun perorangan, serta dokumen-dokumen lainnya seperti berikut:
BENTUK USAHA PT, CV, PD, UD, Koperasi dan perorangan
-SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
-Akte Pendirian Perusahaan
-TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
-NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Pribadi/Perusahaan
-SK Kehakiman
-HO (Surat Izin Gangguan)
-SKDU (Surat Keterangan Domisili Usaha)
Bisa menghubungi CV Perintis Jaya, Jalan Kalibaru Barat (Rawa Bebek), No.41 RT 04/RW 15, Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat. Atau hubungi 081285833108. (adv/rus)
Kamis, Agustus 13, 2015
Rabu, Februari 25, 2015
Astaga! Pemkot Bekasi Relokasi Jemaat Gereja ke Kuburan
JAKARTA, M86 - Keterlaluan! ungkapan itu yang terlontar melihat nasib yang dialami oleh seluruh jemaat tiga gereja di Kelurahan Perwira RT 003/24, Bekasi Utara, Kota Bekasi yang dipaksa oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi untuk melaksanakan peribadatan rutinnya di sebidang tanah berukuran 6 x 8 meter di dalam areal Tempat Pemakaman Umum (TPU) Perwira, Kota Bekasi.
Berdasarkan informasi yang dilansir, pemaksaan relokasi tersebut merupakan buntut dari penyegelan ketiga gereja di lokasi tersebut yaitu HKBP, Pentakosta dan GKRI yang terjadi sejak Februari 2012 lalu, dikarenakan perizinan yang dimiliki tidak lengkap. Tak pelak sejak penyegelan tersebut, seluruh jemaat terpaksa menjalankan ibadatnya menggunakan tenda darurat di sekitar gereja.
Sementara itu, Pemkot Bekasi seperti tidak punya solusi yang berakal sehat dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan menyiapkan tempat peribadatan bagi umat kristiani di areal TPU Perwira. Tentunya seluruh jemaat tiga gereja tersebut 'keberatan', untuk melaksanakan peribadatan di kuburan. Itu sama saja melecehkan. Padahal sesuai dengan UUD45, Negara menjamin kemerdekaan untuk menjalankan peribadatan sesuai keyakinan dan agamanya masing-masing.
Pendeta Gereja HKBP, Hotman Sitorus menolak rencana relokasi tempat peribadatan jemaat Gereja HKBP serta dua gereja lainnya tersebut. Saoalnya, relokasi yang dilakukan Pemkot Bekasi dinilai tidak manusiawi, karena memilih tempat peribadatan di dalam lingkungan pemakaman. Dirinya menganggap langkah pemerintah sengaja untuk memberanguskan umat Kristiani dari wilayah setempat.
“Kami ini manusia yang masih bernyawa, apakah pantas diperlakukan seperti orang yang sudah mati. Kuburan itu bukan tempat yang layak untuk menjalankan peribadatan, kenapa pemerintah memaksa kami ke sana. Jika kami tidak boleh mejalankan ibadat sesuai agama kami, lebih baik dilarang daripada dilecehkan seperti ini,” kecam Hotman, seperti dilansir dari media lokal, Rabu (25/2/2015).
Terkait bangunan yang disediakan, menurutnya Pemkot Bekasi tidak mengkonfirmasinya terlebih dahulu. Apalagi luas yang disediakan sangat tidak representatif untuk menampung seluruh jemaat.
“Ukuran 6×8 meter tidak akan mencukupi jemaat tiga gereja, ditambah lokasinya dalam kuburan, jelas kami menolak dan akan bertahan meski apapun yang akan terjadi,” tegasnya.
Sementara, dalam musyawarah bersama antara Pemkot Bekasi dengan perwakilan tiga gereja, yang juga dihadiri MUI, Kemenag Kota Bekasi, FKUB, Pol PP dan beberapa unsur terkait, yang dilaksanakan (5/2/2015) lalu di ruang rapat Asda II, tidak ada kesepakatan yang terjadi, karena seluruh perwakilan tiga gereja menentang keputusan pemerintah tersebut.
Terpisah, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Bekasi, Enie Whidiastuti menilai langkah yang diambil Pemkot Bekasi tanpa pemikiran yang matang. Menurutnya, meskipun di Kota Bekasi mayoritas beragama Islam, tidak pantas jika Pemkot Bekasi memperlakukan kaum minoritas dengan cara yang tidak manusiawi seperti itu.
“Memang tidak ada tempat lain selain di dalam kuburan? Pemkot Bekasi harus hati – hati dalam memutuskan relokasi tempat peribadatan,” tegas Enie saat ditemui di ruang kerjanya.
Apapun alasannya, lanjutnya, sangat tidak pantas jika kuburan dijadikan tempat peribadatan. “Jika pemerintah mau melarang atau mau meratakan gereja dengan tanah. Ya, sudah lakukan saja, tetapi jangan injak harga diri mereka. Semut pun akan menggigit apabila tertindas,” ujarnya geram sekaligus mengingatkan agar Pemkot Bekasi berhati-hati dengan isu SARA. (jek)
Sumber: www.koranmetro.com
Berdasarkan informasi yang dilansir, pemaksaan relokasi tersebut merupakan buntut dari penyegelan ketiga gereja di lokasi tersebut yaitu HKBP, Pentakosta dan GKRI yang terjadi sejak Februari 2012 lalu, dikarenakan perizinan yang dimiliki tidak lengkap. Tak pelak sejak penyegelan tersebut, seluruh jemaat terpaksa menjalankan ibadatnya menggunakan tenda darurat di sekitar gereja.
Sementara itu, Pemkot Bekasi seperti tidak punya solusi yang berakal sehat dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan menyiapkan tempat peribadatan bagi umat kristiani di areal TPU Perwira. Tentunya seluruh jemaat tiga gereja tersebut 'keberatan', untuk melaksanakan peribadatan di kuburan. Itu sama saja melecehkan. Padahal sesuai dengan UUD45, Negara menjamin kemerdekaan untuk menjalankan peribadatan sesuai keyakinan dan agamanya masing-masing.
Pendeta Gereja HKBP, Hotman Sitorus menolak rencana relokasi tempat peribadatan jemaat Gereja HKBP serta dua gereja lainnya tersebut. Saoalnya, relokasi yang dilakukan Pemkot Bekasi dinilai tidak manusiawi, karena memilih tempat peribadatan di dalam lingkungan pemakaman. Dirinya menganggap langkah pemerintah sengaja untuk memberanguskan umat Kristiani dari wilayah setempat.
“Kami ini manusia yang masih bernyawa, apakah pantas diperlakukan seperti orang yang sudah mati. Kuburan itu bukan tempat yang layak untuk menjalankan peribadatan, kenapa pemerintah memaksa kami ke sana. Jika kami tidak boleh mejalankan ibadat sesuai agama kami, lebih baik dilarang daripada dilecehkan seperti ini,” kecam Hotman, seperti dilansir dari media lokal, Rabu (25/2/2015).
Terkait bangunan yang disediakan, menurutnya Pemkot Bekasi tidak mengkonfirmasinya terlebih dahulu. Apalagi luas yang disediakan sangat tidak representatif untuk menampung seluruh jemaat.
“Ukuran 6×8 meter tidak akan mencukupi jemaat tiga gereja, ditambah lokasinya dalam kuburan, jelas kami menolak dan akan bertahan meski apapun yang akan terjadi,” tegasnya.
Sementara, dalam musyawarah bersama antara Pemkot Bekasi dengan perwakilan tiga gereja, yang juga dihadiri MUI, Kemenag Kota Bekasi, FKUB, Pol PP dan beberapa unsur terkait, yang dilaksanakan (5/2/2015) lalu di ruang rapat Asda II, tidak ada kesepakatan yang terjadi, karena seluruh perwakilan tiga gereja menentang keputusan pemerintah tersebut.
Terpisah, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Bekasi, Enie Whidiastuti menilai langkah yang diambil Pemkot Bekasi tanpa pemikiran yang matang. Menurutnya, meskipun di Kota Bekasi mayoritas beragama Islam, tidak pantas jika Pemkot Bekasi memperlakukan kaum minoritas dengan cara yang tidak manusiawi seperti itu.
“Memang tidak ada tempat lain selain di dalam kuburan? Pemkot Bekasi harus hati – hati dalam memutuskan relokasi tempat peribadatan,” tegas Enie saat ditemui di ruang kerjanya.
Apapun alasannya, lanjutnya, sangat tidak pantas jika kuburan dijadikan tempat peribadatan. “Jika pemerintah mau melarang atau mau meratakan gereja dengan tanah. Ya, sudah lakukan saja, tetapi jangan injak harga diri mereka. Semut pun akan menggigit apabila tertindas,” ujarnya geram sekaligus mengingatkan agar Pemkot Bekasi berhati-hati dengan isu SARA. (jek)
Sumber: www.koranmetro.com
Selasa, Oktober 04, 2011
Tabrak Rombongan Burung, Batavia Air Gagal Terbang
NTT, M86 - Pesawat Boeing 737 seri 500 milik maskapai Batavia Air dengan nomor penerbangan Y6756 terpaksa mendarat kembali ke Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) setelah menabrak rombongan burung sesaat setelah take off.
Pesawat yang mengangkut 127 penumpang itu hendak diterbangkan menuju Bandara Ngurah Rai Denpasar-Bali, Senin (3/10) sore sekitar pukul 15.30 WITA.
Akibat insiden tersebut para penumpang pun khawatir meneruskan penerbangan dengan pesawat yang sama. Lalu mereka pun mengalihkan penerbangan dengan menggunakan pesawat Sriwijaya Air menuju Surabaya yang diberangkatkan pada pukul 20.15 WITA dan pesawat Batavia lainnya untuk tujuan Denpasar pada pukul 19.15 WITA.
Ny Dewi, salah seorang penumpang pesawat tersebut, mengaku insiden itu tidak menimbulkan penumpang dan kru pesawat terluka. Namun pesawat dikabarkan mengalami kerusakan sehingga kemungkinan tidak akan terbang kembali.
Dia menuturkan, insiden itu terjadi setelah pesawat meninggalkan Bandara El Tari Kupang sekitar 10 hingga 15 menit.
"Awalnya penumpang panik karena mencium bau hangus. Mungkin burung yang ditabrak tersedot ke mesin pesawat. Kejadian itu sempat membuat penumpang panik karena mengingat belum lama ini pesawat CASSA jatuh di Sumatera Utara," katanya.
Pramugari akhirnya mengumumkan kepada penumpang bahwa pesawat telah menabrak burung sehingga harus kembali ke bandara. Keputusan pilot untuk kembali ke bandara merupakan langkah pencegahan dari kemungkinan terjadi sesuatu yang lebih buruk.
Ny Melia, salah seorang penumpang lain tujuan Denpasar mengaku tegang dan khawatir terhadap kejadian tersebut, mengingat sejumlah kejadian yang telah menimpa sejumlah maskapai beberapa waktu ini di Indonesia.
Kendati demikian, dia dan sejumlah penumpang lainnya masih rela menunggu di ruang tunggu Bandara El Tari Kupang, untuk diberangkatkan lagi dengan sistem pengalihan. "Kami diinformasian akan diberangkatkan kembali menggunakan pesawat Batavia lainnya menuju Denpasar dan Surabaya," kata Melia.
Distrik Manager Batavia Air, Novianto yang dihubungi terpisah di Bandara El Tari Kupang, membenarkan kejadian itu. Namun, dia mengaku tidak ada masalah dengan penumpang, karena penumpang akan diterbangkan kembali menggunakan pesawat Batavia lainnya yang sesuai jadwal akan mendarat di Bandara El Tari Kupang pukul 18.30 WITA.
"Penumpang diangkut dengan pesawat Batavia yang datang ke Kupang," katanya.
Terhadap kondisi pesawat yang mengalami insiden, menurut Novianto sedang dalam pemeriksaan petugas maskapai dan kemungkinan akan mengganti sejumlah alat yang kemungkinan rusak karena insiden tersebut.
"Kita sedang menunggu suku cadang untuk perbaikan dan penggantiannya," kata Novianto tanpa merinci kerusakan dan suku cadang apa yang sedang dipesan.
Dia mengatakan, rombongan burung jenis puyu itu menabrak badan pesawat persinya pada bagian mesin sebelah kanan.
Akibatnya, para penumpang dan kru pesawat akhirnya mencium bau hangus, dan karena itu pilot memutuskan kembali mendarat ke Bandara El Tari Kupang. (cok)
Pesawat yang mengangkut 127 penumpang itu hendak diterbangkan menuju Bandara Ngurah Rai Denpasar-Bali, Senin (3/10) sore sekitar pukul 15.30 WITA.
Akibat insiden tersebut para penumpang pun khawatir meneruskan penerbangan dengan pesawat yang sama. Lalu mereka pun mengalihkan penerbangan dengan menggunakan pesawat Sriwijaya Air menuju Surabaya yang diberangkatkan pada pukul 20.15 WITA dan pesawat Batavia lainnya untuk tujuan Denpasar pada pukul 19.15 WITA.
Ny Dewi, salah seorang penumpang pesawat tersebut, mengaku insiden itu tidak menimbulkan penumpang dan kru pesawat terluka. Namun pesawat dikabarkan mengalami kerusakan sehingga kemungkinan tidak akan terbang kembali.
Dia menuturkan, insiden itu terjadi setelah pesawat meninggalkan Bandara El Tari Kupang sekitar 10 hingga 15 menit.
"Awalnya penumpang panik karena mencium bau hangus. Mungkin burung yang ditabrak tersedot ke mesin pesawat. Kejadian itu sempat membuat penumpang panik karena mengingat belum lama ini pesawat CASSA jatuh di Sumatera Utara," katanya.
Pramugari akhirnya mengumumkan kepada penumpang bahwa pesawat telah menabrak burung sehingga harus kembali ke bandara. Keputusan pilot untuk kembali ke bandara merupakan langkah pencegahan dari kemungkinan terjadi sesuatu yang lebih buruk.
Ny Melia, salah seorang penumpang lain tujuan Denpasar mengaku tegang dan khawatir terhadap kejadian tersebut, mengingat sejumlah kejadian yang telah menimpa sejumlah maskapai beberapa waktu ini di Indonesia.
Kendati demikian, dia dan sejumlah penumpang lainnya masih rela menunggu di ruang tunggu Bandara El Tari Kupang, untuk diberangkatkan lagi dengan sistem pengalihan. "Kami diinformasian akan diberangkatkan kembali menggunakan pesawat Batavia lainnya menuju Denpasar dan Surabaya," kata Melia.
Distrik Manager Batavia Air, Novianto yang dihubungi terpisah di Bandara El Tari Kupang, membenarkan kejadian itu. Namun, dia mengaku tidak ada masalah dengan penumpang, karena penumpang akan diterbangkan kembali menggunakan pesawat Batavia lainnya yang sesuai jadwal akan mendarat di Bandara El Tari Kupang pukul 18.30 WITA.
"Penumpang diangkut dengan pesawat Batavia yang datang ke Kupang," katanya.
Terhadap kondisi pesawat yang mengalami insiden, menurut Novianto sedang dalam pemeriksaan petugas maskapai dan kemungkinan akan mengganti sejumlah alat yang kemungkinan rusak karena insiden tersebut.
"Kita sedang menunggu suku cadang untuk perbaikan dan penggantiannya," kata Novianto tanpa merinci kerusakan dan suku cadang apa yang sedang dipesan.
Dia mengatakan, rombongan burung jenis puyu itu menabrak badan pesawat persinya pada bagian mesin sebelah kanan.
Akibatnya, para penumpang dan kru pesawat akhirnya mencium bau hangus, dan karena itu pilot memutuskan kembali mendarat ke Bandara El Tari Kupang. (cok)
Bandara Lombok Jadi Pasar Malam
LOMBOK, M86 - Bandara International Lombok (BIL) berlokasi di tanah Awuk, Kecamatan Lombok Tengah, yang baru diresmikan pada 1 Oktober lalu, kini kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Bahkan bandara berkelas internasional ini terlihat kumuh dan terlihat seperti pasar malam. Bandara tersebut penuh dengan para pedagang dan permainan hiburan. Tidak hanya satu, pedagang ini berjejer di halaman bandara termewah ini.
Putri, salah seorang penumpang, mengungkapkan bahwa bandara tersebut penuh dengan para pedagang dan permainan hiburan. Mereka berjejer di halaman bandara mewah tersebut.
Kondisi ini, kata dia, berbeda dengan bandara di kawasan barat Indonesia. ''Banyak pedagang kaki lima yang berjualan di halaman, mereka jual durian, mangga, dan sejumlah dagangan lainnya. Tidak hanya itu, permainan odong-odong juga terlihat di pelataran bandara,'' kata Putri seperti dilansir Selasa (4/10).
Petugas kebersihan pun mengaku kewalahan melihat banyaknya pengunjung di bandara. Selain itu pesawat yang melakukan penerbangan maupun pendaratan, menjadi tontonan warga.
Padahal seperti diketahui Bandara International Lombok ini baru diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 1 Oktober lalu, menggantikan fungsi Bandara Selaparang di Kota Mataram. (cok)
Putri, salah seorang penumpang, mengungkapkan bahwa bandara tersebut penuh dengan para pedagang dan permainan hiburan. Mereka berjejer di halaman bandara mewah tersebut.
Kondisi ini, kata dia, berbeda dengan bandara di kawasan barat Indonesia. ''Banyak pedagang kaki lima yang berjualan di halaman, mereka jual durian, mangga, dan sejumlah dagangan lainnya. Tidak hanya itu, permainan odong-odong juga terlihat di pelataran bandara,'' kata Putri seperti dilansir Selasa (4/10).
Petugas kebersihan pun mengaku kewalahan melihat banyaknya pengunjung di bandara. Selain itu pesawat yang melakukan penerbangan maupun pendaratan, menjadi tontonan warga.
Padahal seperti diketahui Bandara International Lombok ini baru diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 1 Oktober lalu, menggantikan fungsi Bandara Selaparang di Kota Mataram. (cok)
Kamis, September 29, 2011
Tragis, Jasad Kikim Pulang Setelah 10 Bulan Terbunuh
JAKARTA, M86 - Setelah 10 bulan terbunuh dengan mengenaskan, jasad Kikim Komalasari, TKI asal Cianjur, Jawa Barat, baru dibawa pulang ke Indonesia, Kamis, (29/9). Jasad Kikim tiba di Jakarta pagi sekitar 10.00 WIB dengan menggunakan pesawat Garuda nomor penerbangan 981 di Bandara Soekarno Hatta, Terminal II Lounge TKI.
Kikim Komalasari tewas dibunuh majikannya secara mengenaskan di Kota Abha, Arab Saudi, 2 September 2011. Tubuhnya ditemukan di sebuah tong sampah umum tiga hari sebelum Idul Adha, 5 November 2010. Informasi awal soal tewasnya Kikim ini disampaikan salah satu relawan Posko Perjuangan TKI PDI Perjuangan yang berada di Kota Abha.
Plt Ketua Korwil Arab Saudi PDI Perjuangan Sharief Rachmat menyambut positif kabar pemulangan jenazah itu. Meski begitu, Sharief berharap ini adalah kasus yang terakhir karena belakangan muncul penyakit "melupakan" kasus kekerasan pada TKI.
"Penegakkan hukum juga harus ditegakkan. Shaya Said Ali Al Gahtani (majikan) sebagai pelaku pembunuhan harus menerima ganjaran setimpal, sesuai UU Negara setempat, yaitu qishash (hukuman mati)," kata Sharief dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Rabu, 28 September 2011.
Kikim Komalasari diberangkatkan ke Arab Saudi pada 15 Juni 2009. Dia dikabarkan menjadi korban pembunuhan di Kota Abha, Arab Saudi. Kikim lahir di Cianjur, 9 Mei 1974, dan memegang paspor nomor AN 010821 masa berlaku 15 Juni 2009 sampai 15 Juni 2012.
Setelah dianiaya, Kikim dibunuh tiga hari sebelum Hari Raya Idul Adha 2010 oleh majikannya. Informasi awal soal tewasnya Kikim ini disampaikan salah satu relawan Pospertki PDI Perjuangan yang berada di Kota Abha. Dalam laporannya kepada pimpinan Korwil Arab Saudi PDI Perjuangan, Kikim dibunuh oleh majikannya dengan cara digorok lehernya. (cok)
Kikim Komalasari tewas dibunuh majikannya secara mengenaskan di Kota Abha, Arab Saudi, 2 September 2011. Tubuhnya ditemukan di sebuah tong sampah umum tiga hari sebelum Idul Adha, 5 November 2010. Informasi awal soal tewasnya Kikim ini disampaikan salah satu relawan Posko Perjuangan TKI PDI Perjuangan yang berada di Kota Abha.
Plt Ketua Korwil Arab Saudi PDI Perjuangan Sharief Rachmat menyambut positif kabar pemulangan jenazah itu. Meski begitu, Sharief berharap ini adalah kasus yang terakhir karena belakangan muncul penyakit "melupakan" kasus kekerasan pada TKI.
"Penegakkan hukum juga harus ditegakkan. Shaya Said Ali Al Gahtani (majikan) sebagai pelaku pembunuhan harus menerima ganjaran setimpal, sesuai UU Negara setempat, yaitu qishash (hukuman mati)," kata Sharief dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Rabu, 28 September 2011.
Kikim Komalasari diberangkatkan ke Arab Saudi pada 15 Juni 2009. Dia dikabarkan menjadi korban pembunuhan di Kota Abha, Arab Saudi. Kikim lahir di Cianjur, 9 Mei 1974, dan memegang paspor nomor AN 010821 masa berlaku 15 Juni 2009 sampai 15 Juni 2012.
Setelah dianiaya, Kikim dibunuh tiga hari sebelum Hari Raya Idul Adha 2010 oleh majikannya. Informasi awal soal tewasnya Kikim ini disampaikan salah satu relawan Pospertki PDI Perjuangan yang berada di Kota Abha. Dalam laporannya kepada pimpinan Korwil Arab Saudi PDI Perjuangan, Kikim dibunuh oleh majikannya dengan cara digorok lehernya. (cok)
Heboh Video Porno SMA, Kadinas Pendidikan Padang Terancam Dipecat
PADANG, M86 - Video syur yang diperankan oleh pelajar SMA di Kota Padang Sumatera Barat membuat Wali Kota Padang, Fauzi Bahar geram. Pasalnya, selain beredarnya video porno dan adanya penari telanjang yang pernah menggerkan warga Padang.
“Pelaku DS dan RK akan kita kemebalikan ke pihak orang tuanya, ini juga merupakan kegagalan Dinas Pendidikan dan kepala sekolahnya yang tidak mendidikan moral dan akidah para siswanya,” katanya, Kamis (29/9)
Wali Kota Padang Fauzi Bahar yang mencetuskan Asmahul Husna ini tidak menerima persoalan ini. Menurutnya persoalan tersebut harus menjadi tanggung jawab orang tua untuk mengawasi anaknya.
“Internet sekarang di kamar tidurnya bisa dibuka, semuanya ada, jadi dengan masalah ini pihak sekolah seharusnya memberikan pendidikan akhlak dan moral kepada siswa, jika tidak diberikan pendidikan itu maka inilah jadinya,” ungkapnya.
Seperti berita sebelumnya hubungan intim tak senonoh ini, direkam melalui handphone selular oleh pelaku sendiri berinisial DS dan RK. Tanpa sepengetahun pelaku, ternyata diam-diam film tersebut telah diorbitkan oleh temannya sendiri.
Dalam beberapa hari saja, video mesum pelajar ini dengan cepatnya beredar di kalangan pelajar dan masyarakat umum. Video mesum berdurasi lima menit ini, diduga dilakukan di sebuah warung kelambu di kawasan Kota Tangah Padang.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota Padang merazia dan menyegel kafe dan restoran Fellas di Jalan Hayam Wuruk Nomor 47, Padang, karena menggelar tari telanjang. Pertunjukan tersebut dianggap bertentangan dengan misi Wali Kota Padang Fauzi Bahar yang terus menggalakkan gerakan anti maksiat. Dua orang perempuan berinisial NA (21), warga Bukittinggi yang tinggal di Tanah Boroyo, Kecamatan Padang Barat dan SS (21), warga Kabupaten Sawahlunto ditangkap. (cok)
“Pelaku DS dan RK akan kita kemebalikan ke pihak orang tuanya, ini juga merupakan kegagalan Dinas Pendidikan dan kepala sekolahnya yang tidak mendidikan moral dan akidah para siswanya,” katanya, Kamis (29/9)
Wali Kota Padang Fauzi Bahar yang mencetuskan Asmahul Husna ini tidak menerima persoalan ini. Menurutnya persoalan tersebut harus menjadi tanggung jawab orang tua untuk mengawasi anaknya.
“Internet sekarang di kamar tidurnya bisa dibuka, semuanya ada, jadi dengan masalah ini pihak sekolah seharusnya memberikan pendidikan akhlak dan moral kepada siswa, jika tidak diberikan pendidikan itu maka inilah jadinya,” ungkapnya.
Seperti berita sebelumnya hubungan intim tak senonoh ini, direkam melalui handphone selular oleh pelaku sendiri berinisial DS dan RK. Tanpa sepengetahun pelaku, ternyata diam-diam film tersebut telah diorbitkan oleh temannya sendiri.
Dalam beberapa hari saja, video mesum pelajar ini dengan cepatnya beredar di kalangan pelajar dan masyarakat umum. Video mesum berdurasi lima menit ini, diduga dilakukan di sebuah warung kelambu di kawasan Kota Tangah Padang.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota Padang merazia dan menyegel kafe dan restoran Fellas di Jalan Hayam Wuruk Nomor 47, Padang, karena menggelar tari telanjang. Pertunjukan tersebut dianggap bertentangan dengan misi Wali Kota Padang Fauzi Bahar yang terus menggalakkan gerakan anti maksiat. Dua orang perempuan berinisial NA (21), warga Bukittinggi yang tinggal di Tanah Boroyo, Kecamatan Padang Barat dan SS (21), warga Kabupaten Sawahlunto ditangkap. (cok)
Langganan:
Postingan (Atom)